Pusat Sistem Audit Teknologi BPPT pada hari Jumat, 4 Desember 2020 menyelenggarakan knowledge sharing terkait industry 4.0 & society 5.0. Pada agenda knowledge sharing tersebut disampaikan secara langsung oleh Bapak Dipl.Ing Kartiko Eko, DEA, PhD selaku personil Pusat Sistem Audit Teknologi bidang Teknik Mesin. Pelaksanaan agenda knowledge sharing dilakukan secara online menggunakan platform zoom. Istilah "Industri 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Istilah "Industri 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0. Melalui pertemuan tersebut, maka muncullah istilah yang sering kita dengar seperti sekarang ini. Meskipun sudah berlangsung secara lama, personil Pusat Sistem Audit Teknologi perlu merefresh terkait perkembangan baik dari sisi kebijakan hingga teknologi terkait industri 4.0. Tujuannya agar dapat mengikuti perkembangan serta mendapatkan manfaat perihal perkembangan teknologi manufatur saat ini.
Ketika Industri 4.0 dicanangkan oleh Jerman, timbulah istilah terkait society 5.0 yang diluncurkan oleh Jepang yang menyoroti peran manusia sebagai proses sentral dalam perkembangan teknologi. Berbeda dari Industri 4.0, Society 5.0 merupakan konsep yang dirumuskan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan dikemukakan di ajang CeBIT, Hannover di kota Hannover, Jerman pada tahun 2017. Abe menyebut bahwa konsep ini dapat membantu Jepang menangani berbagai permasalahan, yang kemudian konsep ini diresmikan pada Januari 2019. Saat itu Jepang sedang mengalami sebuah tantangan dalam hal populasi; penduduk/pekerja usia produktif berkurang dan karena itu, Jepang berusaha melakukan perbaikan dengan menerapkan Society 5.0. Sementara banyak masyarakat menganggap Revolusi Industri 4.0 akan didominasi oleh mesin-mesin berteknologi canggih yang akan bersaing dengan tenaga kerja manusia, Society 5.0 justru diharapkan dapat menciptakan nilai baru dan menyelesaikan permasalahan sosial lewat teknologi-teknologi canggih tersebut.